C. Berdasarkan Asalnya
1.Pupuk alam, yakni pupuk yang terdapat di alam atau dibuat dengan bahan alam tanpa proses yang berarti. Misalnya pupuk kompos, pupuk kandang, pupuk hijau, dan pupuk batuan P.
2.Pupuk buatan, yakni pupuk yang dibuat oleh pabrik. Misalnya TSP, rustika, urea. Pupuk ini dibuat oleh pabrik dengan mengubah sumber daya alam melalui proses fisika dan kimia.
D. Berdasarkan Senyawanya:
1. Pupuk Organik, yakni pupuk yang berupa senyawa organik. Kebanyakan pupuk alam tergolong pupuk organic, misalnya pupuk kandang, kompos, dan guano. Pupuk alam yang tidak termasuk pupuk organic adalah rock phosphate, yang umumnya berasal dari batuan sejenis apatit .
Dalam pupuk organik termasuk berbagai macam kotoran binatang (kotoran sapi, babi, ayam dan lain-lain), hasil buangan dari binatang dan tanaman (kompos dan endapan dari kotoran pembersihan air) serta pupuk hijau. Pupuk organik mengandung berbagai macam zat makanan tanamaan yang sebagian terdapat di dalam persenyawaan kimia yang sama seperti pada pupuk buatan.
Hasil tanaman hampir seluruhnya ditentukan oleh kesuburan alamiah dari tanah dan banyaknya pupuk organik yang tersedia.
a. Reaksi dari pupuk organik
pupuk organik sangat penting terutama untuk :
1. memperbaiki struktur tanah. Pada waktu penguraian bahan organik oleh organisme di dalam tanah dibentuk produk yang mempunyai sifat sebagai perekat, yang mengikat butir-butir pasir menjadi butiran yang lebih besar. Lagi pula di dalam tanah tumbuh sistem tali- temali yang terdirin dari benang-benang jamur yang mengikat bagian tanah menjadi kesatuan. Hal yang sama berlangsung juga di mana akar halus tanaman pupuk hijau berfungsi sebagai pengikat.
2. menaikkan daya serap tanah terhadap air. Bahan organik mempunyai daya absorpsi yang besar terhadap air tanah. Karena itu pupuk organik sering kali mempunyai pengaruh positif terhadap hasil tanaman, apalagi pada musim panas yang kering.
3. menaikkan kondisi kehidupan di dalam tanah. Hal ini terutama disebabkan karena organisme di dalam tanah dapat memanfaatkan bahan organik sebagai makanan. Berbagai organisme itu di dalam tanah mempunyai fungsi penting yang beraneka ragam sifatnya.
4. mengandung zat makanan tanaman. Berbagai zat makanan tanaman hanya sebagian dapat diserap oleh tanaman. Bagian yang penting daripadanya baru tersedia sesudah terurainya bahan organik itu. Pupuk organik biasanya menunjukan pengaruh reaksi nitrogen yang jelas terlihat. Karena pada prakteknya orang tidak banyak memberikan perhatian terhadap unsur bahan makanan ini di dalam pupuk organik. Kebutuhan akan pupuk buatan akan menjadi berkurang dan bertambahnya pupuk organik yang diberikan.
Pemakaian pupuk organik yang teratur pada akhirnyameningkatkan hasil tanaman. Namun dalam hal ini bukan berarti bahwa pupuk buatan tidak diperlukan lagi. Karena banyaknya pupuk organik yang tersedia sebetulnya masih belum cukup untuk mendapatkan hasil yang maksimum. Yang menjadi persoalan adalah bukan mengenai apakah pupuk buatan atau pupuk organik yang harus dipakai, tetapi dalam kombinasi yang bagaimana kedua pupuk tersebut harus dipakai dengan sebaik-baiknya.
(1) Pupuk Kandang
Pupuk kandang adalah pupuk yang berasal dari campuran kotoran hewan ternak atau urine dari hewan, serta sisa-sisa makanan yang tidak dapat dihabiskan. Kebanyakan berasal dari kuda, sapi, kerbau, babi, kambing, atau domba. Pupuk kandang ini dapat dibagi ke dalam dua bentuk, yaitu :
a. Bahan padat (feses) : kotoran dalam bentuk yang padat.
b. Bahan cair (urine) : kotoran dalam bentuk cairan.
Susunan dari komponen pupuk kandang bervariasi. Oleh karena itu, maka kualitas dari pupuk sangat ditentukan oleh perbandingan diantara komponen penyusunnya. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi susunan dari kualitas pupuk adalah :
a. Jenis ternak yang masing-masing mempunyai kekhasannya untuk pupuk yang dihasilkan.
b. Umur ternak
c. Kualitas makanan yang diberikan, sebab semakin baik susunan makanannya, semakin baik pula nilai pupuk kandangnya.
d. Jumlah dan jenis alas kandang
e. Cara menyimpan
Pupuk kandang mempunyai kegunaan yang lebih baik dari pupuk alam lainnya maupun dari pupuk buatan. Manfaat ini antara lain :
a. Bermanfaat sebagai humus, yang merupakan zat-zat organik yang terdapat di dalam tanah yang terjadi karena proses pemecahan sisa-sisa tanaman dan hewan, terdiri dari zat organik yang mengalami pelapukan, zat organik peralihan yang masih dan sedang mengalami pemecahan yang tidak dapat pecah lagi menjadi susunan yang lebih sederhana. Humus ini menjaga atau mempertahankan struktur tanah. Oleh karena itu tanah mudah diolah dan terisi banyak oksigen. Berbeda dengan pupuk buatan, misalnya urea, yang bila dipakai tanpa aturan akan merusak struktur tanah, sehingga tanah akan mengeras.
b. Sebagai sumber hara, yaitu nitrogen, fosfor, dan kalium yang sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Unsur-unsur tersebut berada dalam keadaan seimbang.
c. Menaikkan data menahan air (water capasity). Akibat dari manfaat di poin pertama yaitu sebagai humus, tanah akan lebih mampu menahan banyak air, sehingga air hujan tidak langsung mengalir ke tempat yang lebih rendah atau meresap ke dalam tanah. Adanya air tanah akan memudahkan diserapnya bahan-bahan yang larut oleh bulu akar.
d. Banyak mengandung mikroorganisme. Mikroorganisme ini dapat menghancurkan sampah-sampah yang ada dalam tanah hingga berubah menjadi humus. Selain itu, mikroorganisme mensintesa senyawa-senyawa tertentu hingga berguna bagi tanaman.
Menurut Tisdale dan Nelson (1965), biasanya komposisi dari pupuk kandang yaitu 0,5% N, 0,25% P2O5, dan 0,5% K2O. Ini merupakan gambaran rata-ratanya. Hal ini sangat bervariasi dan tergantung pada keadaan sekitarnya.
Pupuk kandang, di samping mengandung unsur makro seperti nitogen, fosfor dan kalium, juga mengandung unsur makro seperti kalsium, magnesium, tembaga, dan sejumlah kecil mangan.
Berdasarkan observasi yamg kami lakukan, untuk proses pembuatan pupuk kandang ini kami mengambil sample pupuk kandang yang diperoleh dari kotoran sapi.
Cara menghasilkan pupuk kandang dari kotoran sapi :
Pupuk kotoran sapi dapat diperoleh dari :
a. Kandang dimana sapi dikumpulkan.
b. Kandang dengan konstruksi jalur panjang dimana sapi itu dikandangkan.
Pupuk dalam bentuk padat diperoleh dimana
Pupuk dalam bentuk padat diperoleh dimana diadakan pemisahan antara pengumpulan pupuk dalam bentuk yang berbeda-beda. Feses dengan jeraminya biasanya dibuang dengan menggunakan sistem penyaluran secara mekanis, dengan mengumpulkannya dan ditumpukkan di luar kandang. Urinnya disalurkan ke dalam suatu bak tertentu tempat pupuk cairan. Cara pengumpulan pupuk seperti ini digunakan 1-3 kg jerami untuk setiap sapi seharinya.
Pada kandang yang menggunakan konstruksi jalur panjang dipakai sistem penyimpanan pupuk secara dicampurkan. Pupuk campuran ini selain dari kotoran binatang yang padat dan cair juga mengandung banyak jerami.
Untuk sistem ini dibutuhkan 3-8 kg jerami setiap hari untuk setiap binatang, tergantung dari susunan dalam mengatur kandang. Pupuk padat dari kandang ayam dan babi biasanya juga mengandung sejumlah jerami.
Kotoran cair atau air kencing :
Produk ini terutama terdiri dari kotoran yang cair (air kencing). Biasanya bercampur dengan bagian-bagian kecil pupuk padat yang dibuat encer oleh pelimpahan air minum dan air pembersihan,dan lain-lain.
Usaha mendapatkannya yaitu :
Kotoran cair didapatkan bilamana dilakukan pemisahan dalam cara penyimpanan pupuk. Kotoran cair itu biasanya disalurkan ke dalam bak khusus di mana ia dapat disimpan untuk beberapa waktu lamanya.
Pemakaian pupuk binatang
Tanaman yang perlu diberikan pupuk kandang
Untuk di tanah pertanian pupuk kandang terutama diberikan kepada tanaman kentang, bit , ubi, dan sebagainya. Tanaman seperti itu membutuhkan struktur tanah yang baik, membutuhkan banyak nitrogen dan kalium, dan pemberian nitrogen dengan cara yang paling baik adalah dalam bentuk tersebut.
Hasil finansial yang paling baik didapatkan dengan memberikan pupuk kandang kepada tanaman kentang konsumsi. Namum kadar hidrokarbon dari kentang akan menjadi tertekan karena pemberian pupuk ini dalam jumlah yang terlalu banyak (karena banyak kalium dan khlor yang dikandungnya). Akibatnya adalah negatif kalau tanaman dimaksudkan untuk keperluan pabrik. Pada tanaman bit pengaruhnya sedikit menurunkan kadar gula. Lagi pula pemberian pupuk kandang mempunyai pengaruh negatif terhadap hasil gula yang diolah di pabrik.
Jumlah yang diberikan
Untuk tanah pertanian hal ini biasanya tergantung dari jumlah nitrogen yang diberikan dalam bentuk ini. Seperti diketahui, nitrogen yang terlalu banyak pada umumnya mempunyai pengaruh negatif terhadap tanaman. Bilamana kalium yang terlalu berlebihan, maka pengaruh negatifnya hanya sedikit (selain dari untuk kentang pabrik), sedangkan kelebihan asam fosfat biasanya tidak menunjukan pengaruh negatif.
Untuk tanah rumput jumlah maksimum pupuk kandang perlu diukur dengan jumlah kalium yang dapat diberikan. Sebagaimana diketahui, pemupukan dengan kalium yang terlalu banyak membawa akibat menurunkan kadar kalsium dan magnesium dari rumput. Apalagi apabila hal ini terjadinya bersamaan dengan pemupukan banyak nitrogen, maka akibatnya akan sangat buruk untuk kesehatan ternak.
Kebutuhan kalium dalam kondisi kalium yang cukup dari tanah adalah 100 kg K2O untuk tanaman rumput pada tanah liat dan 140 kg K2O untuk tanaman rumput pada tanah pasir di mana digunakan sistem 1x pembabatan rumput dan seterusnya dipakai untuk penggembalaan ternak.
Untuk tanaman rumput di tanah pasir, masih boleh diberikan ekstra sejumlah pupuk babi, pupuk anak sapi dan ayam. Karena pada saat pemberian pupuk dalam musim dingin, disitu biasanya terjadi pengurasan dari sejumlah kalium. Jika bermaksud untuk menghindari kemungkinan timbulnya penyakit tetani rumput, untuk itu boleh diberikan lebih banyak lagi. Apalagi jika untuk lapangan rumput di tanah liat, maka tambahan pemberian pupuk kandang dapat dipertanggungjawabkan.
(2) Pupuk Hijau
Karena untuk mendapatkan pupuk kandang dalam jumlah besar mulai mengalami kesulitan, maka untuk memenuhi kebutuhan dipakailah pupuk hijau. Yang dimaksud pupuk hijau adalah segala macam tanaman atau sampah, diperoses dengan bantuan bakteri yang dibenamkan ke dalam tanah untuk dipergunakan sebagai pupuk organik.
Tanaman yang sering dipergunakan untuk pupuk hijau umumnya jenis kacang-kacangan (leguminosae), karena jenis ini banyak menambah unsur hara Nitrogen. Tetapi apabila tidak ada, tanaman lainnya pun dapat dipergunakan walaupun kandungan Nitrogennya tidak sebanyak kacang-kacangan. Tanaman pengganti ini fungsinya hanyalah menambah humus dalam tanah saja.
Sifat-sifat dari pupuk hijau adalah :
a. Dalam waktu yang singkat dapat menghasilkan pupuk yang banyak.
b. Tahan terhadap kekeringan dan dapat tumbuh pada tanah kurus.
c. Tidak memerlukan penanganan khusus dalam pemeliharaannya.
d. Tidak akan berkompetisi dengan tanaman pokok dalam pemenuhan akan umur haranya.
e. Mudah diperbanyak dengan biji, harga bijinya relatif murah.
f. Barangnya mudah dipangkas karena tidak berkayu.
g. Tidak mempunyai penyakit dan hama yang serupa dengan tanaman pokok.
Sedangkan kegunaan dari pupuk hijau adalah :
a. Memperkaya N dalam tanah.
b. Mempunyai pengaruh yang baik terhadap kehidupan mikro-organisme.
c. Memperkaya tanah dengan humus.
d. Dapat mengembalikan unsur-unsur hara yang tercuci.
e. Menekan pertumbuhan gulma.
Dampak Negatif dari penggunaan pupuk hijau antara lain:
a. Lapangan yang digunakan untuk pembuatan pupuk hijau menjadi kotor
b. Timbulnya pengganggu pemakan daun dan penyakit
c. Tanaman tumbuh dengan tidak merata
d. Nitrogen yang dipergunakan sulit diperkirakan jumlahnya
Cara membuat pupuk hijau :
• Bahan dan komposisi :
- 200 kg hijau daun atau sampah dapur.
- 10 kg dedak halus.
- ¼ kg gula pasir/gula merah.
- ¼ liter bakteri.
- 200 liter air atau secukupnya.
• Cara pembuatan :
-Hijau daun atau sampah dapur dicacah dan dibasahi.
-Campurkan dedak halus atau bekatul dengan hijau daun.
-Cairkan gula pasir atau gula merah dengan air.
-Masukkan bakteri ke dalam air. Campurkan dengan cairan gula pasir atau gula merah. Aduk hingga rata.
-Cairan bakteri dan gula disiramkan pada campuran hijau daun/sampah+bekatul. Aduk sampai rata, kemudian digundukkan/ditumpuk hingga ketinggian 15-20 cm dan ditutup rapat.
-Dalam waktu 3-4 hari pupuk hijau sudah jadi dan siap digunakan.
Penggolongan pupuk hijau menurut kegunaannya :
Menurut kegunaannya, tanaman pupuk hijau dibagi menjadi 3 golongan :
a. Tanaman pupuk hijau sebagai pohon pelindung.
Golongan ini umumnya berbentuk pohon yang tinggi dan tajuknya rindang.
- Pertumbuhannya harus cepat dan banyak daun.
- Daun-daunnya lekas membusuk.
- Perakarannya dalam sehingga tidak mudah tumbang dan dapat mengambil unsur hara yang tercuci.
- Batang dan cabangnya keras sehingga tidak mudah patah.
- Tidak mempunyai hama dan penyakit yang sama dengan tanaman yang dilindungi.
- Dapat memberantas semak-semak yang merugikan.
- Pertumbuhannya tidak mengganggu tanaman yang dilindungi.
Contoh-contoh yang masuk golongan ini yaitu :
• Leucaena glauca (Lamtoro-Kemelandingan-petai cina)
• Erthina lithospherma (dadap)
• Albizia falcate (sengon laut)
• Sesbania grandiflora (turi putih)
• Accasia decurens
b. Tanaman pupuk hijau sebagai pupuk tanaman.
Golongan tanaman ini pada umumnya berbentuk perdu dan dipergunakan untuk memupuk tanaman semusim misalnya padi, jagung, ubi kayu, ubi jalar, tembakau dan sebagainya. Sebagai pupuk tanaman, tanaman ini mempunyai sifat-sifat :
- cepat menghasilkan bahan organik sebanyak-banyaknya
- tidak banyak berkayu
- mudah membusuk
- banyak mengandung N
- tahan kekurangan air
- tidak merambat bila dipakai sebagai tanaman sela.
Contoh tanaman pupuk :
• Crotalaria juncea
• Crotalaria anagyraides
• Crotalaria usaramaensis
• Tephrosia candida
• Teprosua vogell
c. Tanaman pupuk hijau sebagai penutup tanah
Golongan ini umumnya berbentuk semak yang mempunyai batang yang lembek dan menjalar. Sifat-sifat yang dimiliki :
- Mudah ditanam dan bijinya gampang didapat
- Mudah tumbuh dan menutup permukaan tanah dengan tebal dan rata
- Banyak menghasilkan bahan mulch untuk melindungi, menahan dan mencegah erosi dan penguapan air tanah.
- Memberikan bahan organik kepada tanah dan unsur hara N, sehingga mampu menambah kesuburan.
- Tidak bersaing dengan tanaman yang dilindungi dalam soal air dan unsur haranya.
Contoh-contoh tanaman penutup tanah :
• Calopgonium muconoides
• Centrosema
• Vigna hesei
• Indigofera hendecaphylia
• Mimosa invis
(3) Pupuk Kompos
Dengan pupuk kandang dan pupuk hijau saja, belum dapat dipenuhi kebutuhan bahan organik untuk pemupukan. Karena itu mulai dikenal pupuk kompos, yaitu suatu produk yang terdiri sebagian besar dari sampah buangan organik yang secara keseluruhan atau sebagian telah mengalami kondisi pengeraman dalam suhu yang tinggi. Bahan organik yang telah terkompos dengan baik bukan hanya memperkaya bahan makanan untuk tanaman tetapi terutama berperanan besar terhadap perbaikan sifat-sifat tanah, anatara lain :
a. Bahan organik memperbesar daya ikat tanah yang berpasir, sehingga struktur tanah diperbaiki sehingga tidak terlalu berderai.
b. Dapat memperbaiki struktur tanah yang berlempung, sehingga tanah berat dengan penambahan bahan organik akan menjadi lebih ringan.
c. Akan mempertinggi kemampuan tanah menampung air bagi tanaman.
d. Akan memperbaiki drainase dan tata udara tanah, terutama tanah berat. Dengan tata udara tanah yang baik dan kandungan air yang cukup tinggi maka suhu tanah akan lebih stabil.
e. Dapat meningkatkan pengaruh pemupukan dari pupuk buatan.
f. Dapat mempertinggi daya ikat tanah terhadap zat hara, sehingga tidak mudah tercuci oleh pengairan atau air hujan.
Kompos yang terjadi dengan sendirinya mempunyai kualitas yang kurang baik karena dalam proses penghancuran sering terjadi hal-hal yang merugikan, seperti pencucian kandungan unsur-unsur penting dan penguapan oleh sinar matahari. Cara memperoleh kompos yang baik adalah dengan mengaktifkan perkembangan bakteri yang melakukan penghancuran terhadap bahan-bahan organic dalam waktu yang singkat, dan menghindarkan faktor-faktor yang dapat mengurangi kualitas kompos.
Semua sisa hasil pertanian dapat digunakan. Sisa tanaman, kotoran ternak, air kencing ternak, sisa makanan ternak, batang dan ranting tanaman, daun-daun yang jatuh, semuanya ini dapat dijadikan kompos.
Agar pembuatan kompos berhasil, perlu benar-benar dikuasai beberapa syarat yang diperlukan. Syarat-syarat tersebut antara lain menyangkut soal :
1. Susunan bahan mentah
Sampai pada batas tertentu, semakin kecil ukuran potongan bahan mentahnya, semakin cepat pula waktu pembusukannya. Hal ini dikarenakan semakin banyak permukaan yang tersedia bagi bakteri pembusuk untuk menyerang dan menghancurkan material-material tersebut. Meskipun begitu, apabila pencincangan material terlampau kecil, timbunan akan menjadi mampat dan tidak terkena udara.
2. Suhu dan ketinggian timbunan kompos
Penjagaan panas sangat penting dalam pembuatan kompos. Dan satu faktor yang menentukan tingginya suhu adalah tinggi timbunan itu sendiri.
Sebuah timbunan yang terlalu dangkal akan kehilangan panas dengan cepat, karena tidak adanya cukup material untuk menahan panas itu dan menghindarkan pelepasannya. Di bawah suhu-suhu yang optimum, bakteri-bakteri yang menyukai panas (yang bekerja di dalam timbunan itu), tidak akan berbiak secara wajar. Akibatnya, pembuatan kompos akan berlangsung lebih lama.
Sebaliknya timbunan yang terlampau tinggi, malah bisa mengakibatkan material itu memadat karena berat bahan kompos itu sendiri. Dan ini akan mengakibatkan suhu terlewat tinggi dan udara di dasar timbunan berkurang. Panas yang terlalu banyak juga akan menyebabkan terbunuhnya bakteri yang diinginkan. Sedangkan apabila kekurangan udara mengakibatkan tumbuhnya bakteri anaerobik yang baunya tidak enak.
Suhu bahan biasanya berkisar di sekitar 60°C. Apabila tumpukan telah berumur 14 hari, suhunya akan menurun (kurang dari 60°C). Pada saat ini sisi tumpukan perlu ditutup dengan tanah.
Tempatnya perlu agak tinggi sehingga tidak terjadi genangan air di tempat kompos ini dibuat. Lubang dapat dibuat sedalam 1 m, dan lebarnya 2 m sampai 3 m, sedangkan panjangnya dapat sekehendak kita.
Dalam cuaca apapun, suhu udara terbuka tidak akan mempengaruhi penjagaan panas dalam timbunan yang ukurannya baik. Jadi pembuatan kompos dapat dikerjakan sepanjang musim.
3. Pengaruh Nitrogen (N)
Timbunan yang bernitrogen terlalu sedikit (zat yang dibutuhkan bakteri penghancur untuk tumbuh dan berbiak) tidak akan menghasilkan panas untuk membusukkan material dengan cepat. Tetapi, kadar karbon/nitrogen yang tinggi bisa menyebabkan timbunan itu membusuk pelan-pelan lewat kerja zat-zat organik suhu rendah (kebanyakan jamur).
Ini berarti bahwa pembuatan kompos dari bahan-bahan keras seperti kulit biji-bijian yang keras dan berkayu, tanaman menjalar atau pangkasan-pangkasan pohon (semua dengan kadar tinggi C/N) harus kita campur dengan bahan-bahan yang berair. Misalnya dengan pangkasan daun dari kebun dan sampah-sampah yang lunak. Ini untuk sumber nitrogen, guna memudahkan pembusukan, kita bisa menambahnya dengan berbagai pupuk organik.
4. Kelembaban
Timbunan kompos harus selalu lembab, tetapi kita perlu menjaganya supaya tidak sampai becek. Karena kelebihan air akan mengakibatkan volume udara jadi berkurang. Semakin basah timbunan itu, makin sering pula kita harus mengaduknya untuk menjaga dan mencegah pembiakan bakteri anaerobik.
Kalau timbunan itu betul-betul menjadi terlampau basah dan anaerobik bakteri mulai tumbuh, pengadukan yang dilakukan tiap hari akan bisa mengembalikan kepada keadaannya yang normal.
5. Bak penampungan
Bak penampungan bisa terbuat dari bahan kayu.
6. Pengadukan
Ada beberapa tujuan dalam pengadukan kompos. Selama beberapa minggu pada awal masa pembusukan, timbunan itu mulai mampat dan kehilangan sedikit peranginan yang diperlukan untuk proses pembusukan. Dengan mengaduk timbunan itu, kita bisa menguraikan bahan-bahan yang mampat dan menambahkan lebih banyak udara padanya.
Apabila timbunan terlampau basah, pengadukan akan memberikan banyak udara. Maka bisa sedikit mengeringkan bahan itu. Dan bakteri anaerobik pun tidak muncul.
Pengadukan juga bisa memberikan kesempatan pada kita untuk menyusun kembali bahan yang sedang membusuk itu. Bagian luar yang kurang busuk dipindahkan di tengah timbunan hingga bakteri-bakteri suhu tinggi akan mulai bekerja lagi. Timbunan akan kembali menjadi panas dengan lebih cepat, dan ketika suhu menurun lagi, proses pengomposan telah selesai dan kompos pun telah siap dipakai.
Hal-hal penting yang perlu kita perhatikan dalam pembuatan kompos yaitu sebagai berikut :
1. Buat campuran kotoran ternak dengan air.
2. Buat satu lapisan sisa-sisa tanaman, pupuk hijau, sisa makanan ternak, dsb., setebal 15 cm, dan siram dengan air hanya untuk melembabkan bahan tersebut (hindarkan penyiraman ini dari kelebihan air).
3. Tutup lapisan ini diatasnya dengan tanah bercampur kencing ternak dan larutan kotoran ternak tersebut.
4. Tambahkan 5-10 kg superfosfat untuk setiap 10 ton bahan (untuk mendapatkan ratio N:P dalam perbandingan yang baik).
5. Ulangi proses ini sehingga lubang ini penuh.
6. Kemudian tutup lubang ini dengan campuran tanah dan kencing ternak, sisa makanan ternak, dan dengan tanah, sehingga permukaan gundukan kompos ini berbentuk cembung (konveks) dengan ketinggian 15-20 cm dari permukaan tanah agar air hujan dapat mengalir keluar.
7. Kompos akan siap (matang) untuk digunakan setelah 3 bulan.
2. Pupuk Anorganik, yakni pupuk dari senyawa anorganik. Hamper semua pupuk batuan termasuk ke dalam pupuk anorganik.
Pupuk an-organik yang beredar terdiri dari pupuk tunggal dan majemuk.
a. Pupuk Makro an-organik
Terdiri atas : pupuk makro tunggal padat, makro majemuk padat, makro tunggal cair dan makro majemuk cair. Syarat teknis minimal pupuk makro an-organik diuraikan sebagai berikut :Tabel. Syarat teknis minimal pupuk makro an-organik
b. Pupuk Mikro an-organik
Terdiri atas : pupuk mikro tunggal padat, mikro majemuk padat dan mikro majemuk cair.
Syarat teknis minimal pupuk mikro an-organik diuraikan sebagai berikut :
Tabel. Syarat teknis minimal pupuk mikro an-organik
Petani umumnya lebih biasa menggunakan pupuk tunggal, yaitu pupuk yang hanya mengandung satu jenis hara saja. Misalnya, Urea hanya mengandung hara nitrogen (N). SP-36 hanya dipentingkan fosfat (P)-nya saja, tapi sebetulnya juga mengandung sulfur (S). Atau KCl yang diutamakan sebagai sumber kalium (K). Untuk mencukupi kebutuhan tanaman, petani pemakai pupuk tunggal tentu saja haru menyediakan paling tidak tiga macam pupuk, Urea atau ZA, SP-36, dan KCl atau KNO3. Sedangkan pengguna pupuk majemuk tinggal membeli satu macam pupuk saja, misal NPK. Dari sisi ketersediaan di pasar, pupuk tunggal khususnya Urea yang bersubsidi sering menghilang. Jadi, petani tidak lengkap memasok tanamannya. Apalagi dengan dicabutnya subsidi terhadap pupuk KCl sehingga harganya bisa mencapai Rp6.500—Rp7.000 per kg, semakin kuranglah sumber K bagi tanaman. Namun demikian pupuk tunggal mempunyai nilai plus bisa diramu sendiri oleh petani sesuai kebutuhan lahan dan tanamannya. Misalnya, akan membuat NPK dengan komposisi 15 : 15 : 15. Bila kandungan N, P, K pada Urea, TSP, KCl masing-masing 46%, 46%, dan 60%, maka petani membeli 33 kg Urea, 33 kg TSP, dan 25 kg KCl. Melihat sisi negatif pupuk tunggal, petani didorong untuk mengaplikasikan pupuk majemuk. Menurut Sutisna Sintaatmadja, Penanggung Jawab Produksi NPK di PT Pupuk Kujang, pupuk majemuk, khususnya NPK, menawarkan sejumlah kelebihan dibandingkan pupuk tunggal. Lebih mudah aplikasinya; lebih lengkap dan seimbang kandungan unsur haranya, lebih seragam penyebaran unsur haranya; lebih efisien penggunaannya; lebih efisien dalam penggunaan tenaga kerja dan waktu; serta lebih mudah pengadaan dan penyimpanannya.
Jenis pupuk Anorganik
(1) PHONSKA a. pupuk majemuk NPK
Agar tanaman dapat tumbuh dengan baik dan menghasilkan produksi yang tinggi, diperlukan unsur hara atau makanan yang cukup. Unsur hara utama yang dibutuhkan tanaman adalah Nitrogen (N) Fosfor (P) dan Kalium (K). tidak terpenuhinya salah satu unsur hara tersebut akan mengakibatkan menurunya kwalitas dan kwantitas hasil produksi pertanian.
Unsur hara N,P dan K didalam tanah tidak cukup tersedia dan terus berkurang karena diambil untuk pertumbuhan tanaman dan terangkut pada waktu panen tercuci, menguap, dan erosi. Untuk mencukupi kekurangan unsur hara N , P, dan K perlu dilakukan pemupukan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar